Komite Kerja Sekolah Pemikiran Perempuan 2023

  • Sekar photo

    Amalia Sekarjati

    Amalia Sekarjati (Sekar) pernah dan kerap terlibat dalam lingkup kerja reportase, penyelarasan teks, publikasi dan komunikasi, serta manajerial dan pelaksanaan program atau kegiatan di bidang seni budaya, terutama eksibisi film. Pada 2021, ia menempuh pendidikan kearsipan dan mulai menekuni studi serta kerja pada lingkup tersebut, khususnya pengarsipan dalam ranah seni budaya.

  • Christine Toelle

    Christine Toelle

    Christine Toelle (l.1996) adalah seorang praktisi seni berbasis di Indonesia. Fokusnya pada riset dan publikasi seni dimulai dari ranah komunitas nirlaba pada 2015 dan terus melebar dengan pekerjaannya sekarang sebagai Koordinator Edukasi dan Program Publik di sebuah museum seni Jakarta. Selain menjalani pekerjaan manajemen seni, ia juga telah menulis dan mengkurasi sejumlah pameran yang secara spesifik membahas pengembangan medium artistik. Kerjanya sekarang meliputi pengembangan sistem proyek seni, jangkauan & keberlanjutan program, serta inklusivitas di dalam skena seni dan budaya.

  • Dewi Kharisma Michellia

    Dewi Kharisma Michellia

    Dewi Kharisma Michellia lahir di Denpasar pada 1991. Berprofesi sebagai penulis, penerjemah, dan editor, serta berpengalaman menulis novel, reportase, dan cerita pendek. Dalam karier kepenulisannya, pada 2015, ia menerima penghargaan Taruna Sastra dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Pada 2017, ia menjalani residensi penulis di Orly dan Paris, Perancis yang diselenggarakan oleh Komite Buku Nasional. Pada 2018, ia terlibat di kolektif Ruang Perempuan dan Tulisan. Sejak 2018 pula, ia menjadi penerjemah jurnal akademik yang berfokus pada isu Asia Tenggara untuk kyotoreview.org. Pernah pula mendirikan penerbit indie berbasis di Yogyakarta, Penerbit OAK, dan mengampu peran sebagai redaktur pelaksana untuk berbagai terbitan online sejak 2013, di antaranya jakartabeat.net dan jurnalruang.com.

  • Eka photo

    Eka Putri Puisi

    Terlibat dalam kerja-kerja komunitas Katutura, yang konsen pada isu lingkungan dan seni budaya yang berbasis di Wakatobi. Melakukan riset-riset mandiri, kemudian mengarsipkannya dalam bentuk tulisan maupun karya lain, seperti musikal, video dan tari. Sehari-hari Eka mengasuh unit usaha milik komunitas dan menulis. Pada tahun 2019 ia ikut menginisiasi kolektif Perempuan di Wakatobi, yang mengusung perspektif perempuan dalam karya dan suara, Wa To'ombuti. Di tahun 2022 juga ikut terlibat mendirikan Sekolah Pulau yang mengusung semangat untuk "belajar pada yang dulu" yakni belajar pada masa lampau, dengan memposisikan warga lokal sebagai sumber pengetahuan.

  • Fildzah

    Fathimah Fildzah Izzati

    Fathimah Fildzah Izzati adalah editor Indoprogress; ia sedang menempuh pendidikan doktoral di SOAS University of London.

  • Gema Swaratyagita

    Gema Swaratyagita

    Gema Swaratyagita adalah seorang komponis, performer, dan pengajar musik yang karyanya banyak bereksplorasi di ranah seni interdisipliner. Sejumlah karyanya banyak melakukan eksplorasi pada vokal (suara), soundscape, dan elemen perkusif sebagai instrumen bunyi yang utama. Ia kemudian mendirikan Laring Kolektif sebagai aktivitas kekaryaan berbasis bunyi, musisi dan seniman kolektif, yang berfokus pada kerja kolaborasi lintas disiplin. Sebagai komponis, karya-karyanya pernah dimainkan di sejumlah event, sebut saja Holland Festival, Pekan Komponis Indonesia, Solo International Gamelan Festival, Djakarta Theater Platform, Musim Seni Salihara dan Sound Bridge Virtual 2021. Karyanya yang berjudul “Da-Dha-Dah” pernah dimainkan oleh Ensemble Modern (Frankfurt). Ia juga kerap bekerjasama dan berkolaborasi dengan sejumlah seniman, sebut saja Yudi Tajudin, Theresia Agustin, Ubiet Raseuki dan Melati Suryodarmo.

  • Ilda Karwayu

    Ilda Karwayu

    Ilda Karwayu menulis puisi, fiksi, dan non-fiksi. Ia telah menerbitkan sejumlah buku puisi, antara lain, “Eulogi” (PBP, 2018) dan “Binatang Kesepian dalam Tubuhmu” (GPU, 2020). Ia aktif berkegiatan di Komunitas Akarpohon Mataram; serta melakukan kerja manajerial seni—khususnya sastra, musik, dan teater—di Mataram, Lombok.

  • Keni Soeriaatmadja

    Keni Soeriaatmadja

    Keni Soeriaatmadja adalah seorang penari tradisional yang menyelesaikan pendidikan di bidang Seni Rupa dan Antropologi di Bandung. Penghargaan Ganesha Prize 2002 memberinya kesempatan untuk mengikuti studi singkat di bidang Museologi di Amsterdam School of the Arts. Melalui hibah Yayasan Kelola tahun 2015, Keni mendirikan Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp, sebuah jejaring penari dan koreografer muda yang bertujuan untuk menjadi ruang belajar kritis dan produktif di dalam ranah seni tari Indonesia. Keni bekerja secara independen sebagai produser seni pertunjukan, penata program seni budaya dan kurator, dan tengah menjalani tugas sebagai anggota Dewan Pengawas Koalisi Seni.

  • Luna photo

    Luna Kharisma

    Luna Kharisma, lahir dan tumbuh di Surakarta. Menyelesaikan pendidikan S1 Prodi Seni Teater dan S2 Penciptaan Seni Teater di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Karya-karyanya berfokus pada isu gender: Di Dalam Rumah #1 (2015), Di Dalam Rumah #2 (2015), Tiga Puluh Menit Sebelum Senja (2020), Rapat Rukun Tetangga (2022), dan Sebagian Pertemuan (2023). Bersama teman-teman perempuan lainnya, Luna membangun Mirat Kolektif sebagai ruang aman untuk bertukar gagasan dan mencipta karya seni bersama-sama. Karya-karya terbaru Mirat Kolektif dapat diakses melalui IG @miratkolektif.

  • Lusi photo

    Lusiana Limono

    Lulusan Pascasarjana IKJ-Penciptaan Seni dan Sekolah Pemikiran Perempuan (SPP) di tahun 2022. Sejak tahun 2000 telah bekerja pada beberapa desainer dan seniman visual di Indonesia. Tahun 2011 memutuskan untuk fokus pada studio rumahan kriya tekstil di Malang sambil mengurus keluarga. Menggunakan jenama KAIT Handmade menghasilkan karya tekstil eksploratif dan wearable artworks.

    Penggagas Forum Kriya Kontemporer Indonesia (FKKI) di bawah naungan Program Studi Kriya, FSR-IKJ serta penggagas Komunitas Malang Patchwork & Quilts (MaPaQuilts).

    Peserta program residensi 'Seniman Mengajar' Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk wilayah Lembata, NTT (2018) dan Sumba Barat Daya, NTT (2019) juga tergabung dalam kolektif seni Peretas (Perempuan Lintas Batas).

    Memperoleh penghargaan antara lain: ASEAN Weaving Tales Short Story Award, 2021; G-Mark Japan - Good Design Award 2018; Good Design Indonesia - Best 2017.

  • Ratih photo

    Margareth Ratih Fernandez

    Margareth Ratih Fernandez lahir di Kupang pada 9 April 1992. Ia lulus dari studi S1 Ilmu Sejarah, Universitas Negeri Yogyakarta pada 2015. Saat ini berdomisili di Yogyakarta dan bekerja sebagai freelance editor untuk beberapa penerbit dan media. Selain berpartisipasi di Sekolah Pemikiran Perempuan, Ratih juga aktif mengelola Perkawanan Perempuan Menulis bersama rekan-rekannya.

  • Martha photo

    Martha Hebi

    Perempuan penulis dan peneliti isu-isu lokal perempuan di Sumba dan sekitarnya, alumni Sekolah Pemikiran Perempuan tahun 2022.

  • Putu Sridiniari

    Ni Putu Sridiniari

    Putu Sridiniari adalah seorang penulis, periset, seniman, kurator seni rupa yang saat ini sedang melanjutkan studi di Magister Ilmu Religi dan Budaya (Kajian Budaya), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Sejak 2018, ia bersama kawan-kawan mengagas Futuwonder, kolektif yang memfokuskan diri pada aktivitas-aktivitas pengarsipan, aksesibilitas, dan agensi bagi seniman perempuan Bali. Putu menjadi co-kurator pada pameran "Voice of Longing Calling You Home" (Ace House Collective, 2022). Instagram: @putusridiniari

  • Rhema Wijaya

    Rhema adalah seorang praktisi komunikasi lulusan Universitas Katolik Parahyangan jurusan Hubungan Internasional. Bekerja dengan organisasi masyarakat sipil dalam beberapa tahun terakhir menumbuhkan minatnya pada interseksionalitas antara persoalan perempuan dan lingkungan.

  • Sri photo

    Sri Wartati

    Inisiator sekolah Cerlang, di bawah Yayasan SAKA yang bergerak di isu perempuan, anak, demokrasi dan keberagaman.

  • Syifanie photo

    Syifanie Alexander

    Syifanie Alexander (1994) adalah seorang pekerja yang banyak terlibat dalam proyek riset dan pendampingan remaja perempuan, di mana feminisme menjadi fokusnya. Selain bekerja dan belajar bersama remaja, ia juga aktif berorganisasi dan bergiat di film, sebagai direktur festival, juru program film, pengajar, hingga fasilitator. Syifanie dapat dikontak melalui surel syifanie.alexander@gmail.com; ia akan sangat senang jika bisa terhubung, berkawan, berdiskusi dan belajar pemikiran perempuan bersama.

  • Zulyani Evi

    Evy adalah lulusan sejarah yang saat ini bekerja di ranah komunikasi. Setelah lulus kuliah, ia menggeluti isu buruh, HAM, dan perempuan. Beberapa hasil penelitiannya bersama kawan-kawan dimuat dalam Jurnal Perempuan edisi Perempuan Pekerja Migran (2020). Ia juga turut menjadi bagian dari gerakan solidaritas Asia melalui aktivisme digital bersama Aliansi Teh Susu (Milk Tea Alliance). Di kala senggang, Evy gemar berjalan kaki mengeksplorasi kota atau menulis zine yang berisi omelan dan serapah pada ketidakadilan gender.

  • Dita K. Raharjo

    Dita K. Raharjo

    Pekerja komunikasi untuk isu-isu pembangunan lestari dan kesenian. Gemar memotret kehidupan menggunakan kamera analog. Tergabung dalam anggota NGO untuk orang muda dan serikat pekerja.